Jumat, 30 Januari 2009

MANFAATKAN KOTORAN SAPI; Kelompok Ternak Mekarsari Kembangkan Biogas

Kelompok ternak Mekarsari di Dusun Nogosari Gilangharjo Pandak kembangkan pembuatan biogas dari kotoran sapi. Usaha kelompok ini pun mampu menjadi tambahan penghasilan warga. Di samping menjalankan usaha utama yakni beternak sapi dan kambing, kelompok juga menerima order pembuatan dan pemasangan instalasi penghasil biogas.Mugino, Ketua Tim Biogas Kelompok Ternak Mekarsari kepada KR belum lama ini mengatakan, proses pembuatan biogas cukup mudah. Kotoran ternak dieramkan selama 14 hari di dalam bak penampung. Setelah itu gas yang dihasilkan ditampung ke dalam kubah penampung kemudian disalurkan ke kompor menggunakan selang. Seperti halnya elpiji, nyala api biogas ini berwarna biru. Meski dibuat dari kotoran ternak namun api yang dihasilkan tidak berbau. Nilai kalornya juga hampir sama dengan elpiji.Dikatakan, usaha pembuatan biogas tersebut dimulai sejak tahun 2003 lalu. Biogas ini sudah berhasil diujicobakan di sekretariat kelompok. "Lumayan kami bisa menghemat biaya pengeluaran untuk pembelian bahan bakar. Paling tidak tiap ada pertemuan kompor biogas bisa digunakan untuk memasak air dan makanan," katanya. Beberapa warga sekitar juga sudah ada yang memanfaatkan biogas sebagai bahan bakar rumahtangga sehari-hari. Usaha pembuatan biogas, lanjutnya, juga mendatangkan keuntungan ekonomis bagi anggota kelompok. "Kami sering menerima pesanan pembuatan instalasi biogas," ujarnya. Pemesan berasal dari wilayah Bantul, Sleman dan Klaten. Kebanyakan pemesan adalah peternak dan pengusaha.Dikatakan, di kelompok ternak Mekarsari ada 12 orang yang ahli membuat dan memasang instalasi biogas. Keahlian ini diperoleh dari pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Peternakan, Kelautan dan Perikanan (PKP) Bantul. Bak penampungan ini ditempatkan di dekat kandang ternak sehingga kotoran bisa langsung masuk. Selain dari kotoran ternak biogas juga bisa dihasilkan dari limbah tahu, kotoran unggas serta limbah MCK.Selanjutnya kotoran ternak yang sudah dicampur air dengan perbandingan 1:2 dieramkan selama 14 hari. Setiap harinya kotoran ternak baru dimasukkan ke dalam bak untuk menggantikan kotoran ternak yang sudah jadi ampas. "Untuk ukuran rumahtangga butuh kotoran ternak dari 2 ekor sapi. Gas yang dihasilkan sudah bisa digunakan untuk memasak sehari-hari," jelasnya. Ampas ini pun tidak lantas dibuang begitu saja. Tapi dimanfaatkan sebagai pupuk organik.Dikatakan Mugino, bagi masyarakat yang ingin memesan instalasi biogas, kelompok memasang tarif sekitar Rp 10 juta untuk ukuran 9 meter kubik. Biaya tersebut sudah komplit sampai biogas bisa menyala dan dimanfaatkan. "Biayanya memang cukup mahal," imbuhnya. Itulah mengapa belum semua warga di Nogosari mampu memasang instalasi penghasil bio gas di rumahnya. Padahal dengan memanfaatkan kotoran ternak sebagai sumber bahan bakar rumahtangga mendatangkan banyak keuntungan. Masyarakat tidak perlu lagi tergantung pada minyak tanah atau gas elpiji yang belakangan sering langka di pasaran. Selain itu lingkungan sekitar menjadi bersih, limbah bisa diminimalisir.

Kedaulatan Rakyat

1 komentar:

  1. Misi gan numpak lapak, ini kami nenyediakan pakan ternak dari bermacam-macam limbah seperti KOPRA, LIMBAH SAWIT, ONGGOK TELO, JANGGEL, KULIT KACANG, KULIT TELO, TETES TEBU, LIMBAH KECAP, SELAMPER, dan masih banyak lagi, untuk info dan pemesanan bisa invet pib bbm 7DFB2B5C atau nomor hp 082311619455, kami berada di BLORA JAWA TENGAH terimakasih.

    BalasHapus